Friday, April 16, 2010

Taubat



Rasulullah S.A.W. "Sesungguhnyakiamat itu tidak akan terjadi sebelum kamu melihat sepuluh tanda :-

  • 1 Asap
  • 2 Dajjal
  • 3 Binatang melata di bumi
  • 4 Terbitnya matahari sebelah barat
  • 5 Turunnya Nabi Isa A.S
  • 6 Keluarnya Yakjuj dan Makjuj
  • 7 Gerhana di timur
  • 8 Gerhana di barat
  • 9 Gerhana di jazirah Arab
  • 10 Keluarnya api dari kota Yamanmenghalau manusia ke tempat pengiringan mereka.

Dajjal maksudnya ialah bahayabesar yang tidak ada bahaya sepertinya sejak Nabi Adam A.S sampai harikiamat. Dajjal boleh membuat apa sahaja perkara-perkara yang luar biasa.Dia akan mendakwa dirinya Tuhan, sebelah matanya buta dan di antara keduamatanya tertulis perkataan 'Ini adalah orang kafir'.

Asap akan memenuhi timur danbarat, ia akan berlaku selama 40 hari. Apabila orang yang beriman terkenaasap itu, ia akan bersin seperti terkena selsema, sementara orang kafirpula keadaannya seperti orang mabuk, asap akan keluar dari hidung, telingadan dubur mereka.

Binatang melata yang dikenalisebagai Dabatul Ard ini akan keluar di kota Mekah dekat gunung Shafa, iaakan berbicara dengan kata-kata yang fasih dan jelas. Dabatul Ard ini akanmembawa tongkat Nabi Musa A.S dan cincin Nabi Sulaiman A.S.

Apabila binatang ini memukulkantongkatnya ke dahi orang yang beriman, maka akan tertulislah di dahi orangitu 'Ini adalah orang yang beriman'. Apabila tongkat itu dipukul ke dahiorang yang kafir, maka akan tertulislah 'Ini adalah orang kafir'.

Turunnya Nabi Isa. A.S di negeriSyam di menara putih, beliau akan membunuh dajjal. Kemudian Nabi Isa A.Sakan menjalankan syariat Nabi Muhammad S.A.W.

Yakjuj dan Makjuj pula akankeluar, mereka ini merupakan dua golongan. Satu golongan kecil dan satulagi golongan besar. Yakjuj dan Makjuj itu kini berada di belakang bendunganyang dibangunkan oleh Iskandar Zulqarnain. Apabila keluarnya mereka ini,bilangannya tidak terhitung banyaknya, sehingga kalau air laut Thahatiahdiminum nescaya tidak akan tinggal walau pun setitik.

Rasulullah S.A.W telah bersabda," Hari kiamat itu mempunyai tanda, bermulanya dengan tidak laris jualandi pasar, sedikit sahaja hujan dan begitu juga dengan tumbuh-tumbuhan.Ghibah menjadi-jadi di merata-rata, memakan riba, banyaknya anak-anak zina,orang kaya diagung-agungkan, orang-orang fasik akan bersuara lantang dimasjid, para ahli mungkar lebih banyak menonjol dari ahli haq"

Berkata Ali bin Abi Talib,Akan datag di suatu masa di mana Islam itu hanya akan tinggal namanya sahaja,agama hanya bentuk sahaja, Al-Qur'an hanya dijadikan bacaan sahaja, merekamendirikan masjid, sedangkan masjid itu sunyi dari zikir menyebut AsmaAllah. Orang-orang yang paling buruk pada zaman itu ialah para ulama, darimereka akan timbul fitnah dan fitnah itu akan kembali kepada mereka juga.Dan kesemua yang tersebut adalah tanda-tanda hari kiamat."

Sabda Rasulullah S.A.W, "Apabilaharta orang kafir yang dihalalkan tanpa perang yang dijadikan pembahagianbergilir, amanat dijadikan seperti harta rampasan, zakat dijadikan sepertipinjaman, belajar lain daripada agama, orang lelaki taat kepada isterinya,menderhakai ibunya, lebih rapat dengan teman dan menjauhkan ayahnya, suara-suaralantang dalam masjid, pemimpin kaum dipilih dari orang yang fasik, oarngdimuliakan kerana ditakuti akan tindakan jahat dan aniayanya dan bukankerana takutkan Allah, maka kesemua itu adalah TANDA-TANDA KIAMAT

Sesungguhnya setiap makhluk hidup –apakah itu manusia, hewan, atau tumbuh-tumbuhan– memiliki tanda-tanda dari akhir kesudahan hidupnya di dunia. Tanda-tanda dekatnya kematian manusia adalah rambut beruban, tua, sakit, lemah. Begitu juga halnya dengan hewan, hampir sama dengan manusia. Sedangkan tumbuhan warna menguning, kering, jatuh, lalu hancur. Demikian juga alam semesta, memiliki tanda-tanda akhir masanya seperti kehancuran dan kerusakan.Saa’ah asalnya adalah sebagian malam atau siang. Dikatakan juga: Saa’at segala sesuatu berarti waktunya hilang dan habis. Dari makna ini, maka saa’ah atau kiamat mengandung dua macam, yaitu : Saa’ah khusus bagi setiap makhluk, seperti tanaman binatang dan manusia ketika mati; dan bagi sebuah umat jika datang ajalnya. Itu semua dikatakan telah datang saatnya. Saa’ah umum bagi dunia secara keseluruhan ketika ditiup sangkakala, maka hancurlah segala yang di langit dan di bumi.

Bagaimana dengan kiamat yang sebenarnya? Tentu saja lebih dahsyat, lebih besar, dan lebih mengerikan. Dan Alquran banyak menyebutkan tentang kejadian di hari kiamat. Terjadinya kiamat adalah hal yang gaib. Hanya Allah saja yang tahu. Tidak satu pun dari makhlukNya mengetahui kapan kiamat, baik para nabi maupun malaikat. Allah SWT. Berfirman, “Sesungguhnya Allah, hanya pada sisi-Nya sajalah pengetahuan tentang Hari Kiamat.” (Luqman 34)

Maka ketika ditanya tentang hal ini, Rasulullah saw. Mengembalikannya kepada Allah swt., “Kepada-Nyalah dikembalikan pengetahuan tentang hari kiamat.” (Fushilat: 47)

Allah merahasiakan terjadinya hari kiamat, dan menerangkan bahwa kiamat akan datang secara tiba-tiba. “Mereka menanyakan kepadamu tentang kiamat: ‘Bilakah terjadinya?’ Katakanlah: ‘Sesungguhnya pengetahuan tentang kiamat itu adalah pada sisi Tuhanku; tidak seorang pun yang dapat menjelaskan waktu kedatangannya selain Dia. Kiamat itu amat berat (huru-haranya bagi makhluk) yang di langit dan di bumi. Kiamat itu tidak akan datang kepadamu melainkan dengan tiba-tiba.’ Mereka bertanya kepadamu seakan-akan kamu benar-benar mengetahuinya. Katakanlah: ‘Sesungguhnya pengetahuan tentang hari kiamat itu adalah di sisi Allah, tetapi kebanyakan manusia tidak mengetahui’.” (Al-A’raaf: 187)

Namun demikian, sesungguhnya Allah dengan rahmat-Nya telah menjadikan kiamat memiliki alamat yang menunjukkan ke arah itu dan tanda-tanda yang mengantarkannya. “Maka tidaklah yang mereka tunggu-tunggu melainkan hari kiamat (yaitu) kedatangannya kepada mereka dengan tiba-tiba, karena sesungguhnya telah datang tanda-tandanya. Maka apakah faedahnya bagi mereka kesadaran mereka itu apabila hari kiamat sudah datang?” (Muhammad: 18)


Yang mereka nanti-nanti tidak lain hanyalah kedatangan malaikat kepada mereka (untuk mencabut nyawa mereka), atau kedatangan Tuhanmu atau kedatangan sebagian tanda-tanda Tuhanmu. Pada hari datangnya sebagian tanda-tanda Tuhanmu tidaklah bermanfaat lagi iman seseorang bagi dirinya sendiri yang belum beriman sebelum itu, atau dia (belum) mengusahakan kebaikan dalam masa imannya. Katakanlah: ‘Tunggulah olehmu sesungguhnya kami pun menunggu (pula’).”(Al-An’am: 158)

Maka tanda-tanda kiamat adalah alamat kiamat yang menunjukkan akan terjadinya kiamat tersebut. Dan tanda-tanda kiamat ada dua: tanda-tanda kiamat besar dan tanda-tanda kiamat kecil.

Tanda kiamat kecil adalah tanda yang datang sebelum kiamat dengan waktu yang relatif lama, dan kejadiannya biasa, seperti dicabutnya ilmu, dominannya kebodohan, minum khamr, berlomba-lomba dalam membangun, dan lain-lain. Terkadang sebagiannya muncul menyertai tanda kiamat besar atau bahkan sesudahnya.

Tanda kiamat besar adalah perkara yang besar yang muncul mendekati kiamat yang kemunculannya tidak biasa terjadi, seperti muncul Dajjal, Nabi Isa a.s., Ya’juj dan Ma’juj, terbit matahari dari Barat, dan lain-lain.

Para ulama berbeda pendapat tentang permulaan yang muncul dari tanda kiamat besar. Tetapi Ibnu Hajar berkata, “Yang kuat dari sejumlah berita tanda-tanda kiamat, bahwa keluarnya Dajjal adalah awal dari tanda-tanda kiamat besar, dengan terjadinya perubahan secara menyeluruh di muka bumi. Dan diakhiri dengan wafatnya Isa a.s. Sedangkan terbitnya matahari dari Barat adalah awal dari tanda-tanda kiamat besar yang mengakibatkan perubahan kondisi langit. Dan berakhir dengan terjadinya kiamat.” Ibnu Hajar melanjutkan, ”Hikmah dari kejadian ini bahwa ketika terbit matahari dari barat, maka tertutuplah pintu taubat.” (Fathul Bari)

Tanda-Tanda Kiamat Kecil

Tanda-tanda kiamat kecil terbagi menjadi dua: Pertama, kejadian sudah muncul dan sudah selesai; seperti diutusnya Rasulullah saw., terbunuhnya Utsman bin ‘Affan, terjadinya fitnah besar antara dua kelompok orang beriman. Kedua, kejadiannya sudah muncul tetapi belum selesai bahkan semakin bertambah; seperti tersia-siakannya amanah, terangkatnya ilmu, merebaknya perzinahan dan pembunuhan, banyaknya wanita dan lain-lain.

Di antara tanda-tanda kiamat kecil adalah:

1. Diutusnya Rasulullah saw

Jabir r.a. berkata, ”Adalah Rasulullah saw. jika beliau khutbah memerah matanya, suaranya keras, dan penuh dengan semangat seperti panglima perang, beliau bersabda, ‘(Hati-hatilah) dengan pagi dan sore kalian.’ Beliau melanjutkan, ‘Aku diutus dan hari Kiamat seperti ini.’ Rasulullah saw. mengibaratkan seperti dua jarinya antara telunjuk dan jari tengah. (HR Muslim)

2. Disia-siakannya amanat

Jabir r.a. berkata, tatkala Nabi saw. berada dalam suatu majelis sedang berbicara dengan sahabat, maka datanglah orang Arab Badui dan berkata, “Kapan terjadi Kiamat ?” Rasulullah saw. terus melanjutkan pembicaraannya. Sebagian sahabat berkata, “Rasulullah saw. mendengar apa yang ditanyakan tetapi tidak menyukai apa yang ditanyakannya.” Berkata sebagian yang lain, “Rasul saw. tidak mendengar.” Setelah Rasulullah saw. menyelesaikan perkataannya, beliau bertanya, “Mana yang bertanya tentang Kiamat?” Berkata lelaki Badui itu, ”Saya, wahai Rasulullah saw.” Rasulullah saw. Berkata, “Jika amanah disia-siakan, maka tunggulah kiamat.” Bertanya, “Bagaimana menyia-nyiakannya?” Rasulullah saw. Menjawab, “Jika urusan diserahkan kepada yang bukan ahlinya, maka tunggulah kiamat.” (HR Bukhari)

3. Penggembala menjadi kaya

Rasulullah saw. ditanya oleh Jibril tentang tanda-tanda kiamat, lalu beliau menjawab, “Seorang budak melahirkan majikannya, dan engkau melihat orang-orang yang tidak beralas kaki, telanjang, dan miskin, penggembala binatang berlomba-lomba saling tinggi dalam bangunan.” (HR Muslim)

4. Sungai Efrat berubah menjadi emas

Dari Abu Hurairah ra. bahwa Rasulullah saw. bersabda, “Tidak akan terjadi kiamat sampai Sungai Eufrat menghasilkan gunung emas, manusia berebutan tentangnya. Dan setiap seratus 100 terbunuh 99 orang. Dan setiap orang dari mereka berkata, ”Barangkali akulah yang selamat.” (Muttafaqun ‘alaihi)

5. Baitul Maqdis dikuasai umat Islam

”Ada enam dari tanda-tanda kiamat: kematianku (Rasulullah saw.), dibukanya Baitul Maqdis, seorang lelaki diberi 1000 dinar, tapi dia membencinya, fitnah yang panasnya masuk pada setiap rumah muslim, kematian menjemput manusia seperti kematian pada kambing dan khianatnya bangsa Romawi, sampai 80 poin, dan setiap poin 12.000.” (HR Ahmad dan At-Tabrani dari Muadz).

6. Banyak terjadi pembunuhan

Dari Abu Hurairah r.a. bahwa Rasulullah saw. bersabda, “Tiada akan terjadi kiamat, sehingga banyak terjadi haraj.. Sahabat bertanya apa itu haraj, ya Rasulullah?” Rasulullah saw. Menjawab, “Haraj adalah pembunuhan, pembunuhan.” (HR Muslim)

7. Munculnya kaum Khawarij

Dari Ali ra. berkata, saya mendengar Rasulullah saw. bersabda, “Akan keluar di akhir zaman kelompok orang yang masih muda, bodoh, mereka mengatakan sesuatu dari firman Allah. Keimanan mereka hanya sampai di tenggorokan mereka. Mereka keluar dari agama seperti anak panah keluar dari busurnya. Di mana saja kamu jumpai, maka bunuhlah mereka. Siapa yang membunuhnya akan mendapat pahala di hari Kiamat.” (HR Bukhari).

8. Banyak polisi dan pembela kezhaliman

“Di akhir zaman banyak polisi di pagi hari melakukan sesuatu yang dimurkai Allah, dan di sore hari melakukan sesutu yang dibenci Allah. Hati-hatilah engkau jangan sampai menjadi teman mereka.” (HR At-Tabrani)

9. Perang antara Yahudi dan Umat Islam

Dari Abu Hurairah bahwa Rasulullah saw. bersabda, “Tidak akan terjadi kiamat sehingga kaum muslimin berperang dengan yahudi. Maka kaum muslimin membunuh mereka sampai ada seorang yahudi bersembunyi di belakang batu-batuan dan pohon-pohonan. Dan berkatalah batu dan pohon, ‘Wahai muslim, wahai hamba Allah, ini yahudi di belakangku, kemari dan bunuhlah ia.’ Kecuali pohon Gharqad karena ia adalah pohon Yahudi.” (HR Muslim)

10. Dominannya Fitnah

Dari Abu Hurairah r.a. bahwa Rasulullah saw. bersabda, “Tidak akan terjadi kiamat, sampai dominannya fitnah, banyaknya dusta dan berdekatannya pasar.” (HR Ahmad).

11. Sedikitnya ilmu

12. Merebaknya perzinahan

13. Banyaknya kaum wanita

Dari Anas bin Malik ra. bahwa Rasulullah saw. bersabda. “Sesungguhnya di antara tanda-tanda kiamat adalah ilmu diangkat, banyaknya kebodohan, banyaknya perzinahan, banyaknya orang yang minum khamr, sedikit kaum lelaki dan banyak kaum wanita, sampai pada 50 wanita hanya ada satu lelaki.” (HR Bukhari)

14. Bermewah-mewah dalam membangun masjid

Dari Anas ra. bahwa Rasulullah saw. bersabda, “Diantara tanda kiamat adalah bahwa manusia saling membanggakan dalam keindahan masjid.” (HR Ahmad, An-Nasa’i dan Ibnu Hibban)

15. Menyebarnya riba dan harta haram

Dari Abu Hurairah ra. berkata, Rasulullah saw. bersabda, “Akan datang pada manusia suatu waktu, setiap orang tanpa kecuali akan makan riba, orang yang tidak makan langsung, pasti terkena debu-debunya.” (HR Abu Dawud, Ibnu Majah dan Al-Baihaqi)

Dari Abu Hurairah ra. berkata, Rasulullah saw. bersabda, “Akan datang pada manusia suatu saat di mana seseorang tidak peduli dari mana hartanya didapat, apakah dari yang halal atau yang haram.” (HR Ahmad dan Bukhari)

Tanda-Tanda Kiamat Besar

Sedangkan tanda-tanda kiamat besar yaitu kejadian sangat besar dimana kiamat sudah sangat dekat dan mayoritasnya belum muncul, seperti munculnya Imam Mahdi, Nabi Isa, Dajjal, Ya’juj dan Ma’juj.

Ayat-ayat dan hadits yang menyebutkan tanda-tanda kiamat besar di antaranya:

Hingga apabila dia telah sampai di antara dua buah gunung, dia mendapati di hadapan kedua bukit itu suatu kaum yang hampir tidak mengerti pembicaraan. Mereka berkata, “Hai Dzulqarnain, sesungguhnya Ya’juj dan Ma’juj itu orang-orang yang membuat kerusakan di muka bumi, maka dapatkah kami memberikan sesuatu pembayaran kepadamu, supaya kamu membuat dinding antara kami dan mereka?” Dzulqarnain berkata, “Apa yang telah dikuasakan oleh Tuhanku kepadaku terhadapnya adalah lebih baik, maka tolonglah aku dengan kekuatan (manusia dan alat-alat), agar aku membuatkan dinding antara kamu dan mereka.” (Al-Kahfi: 82)

“Dan apabila perkataan telah jatuh atas mereka, Kami keluarkan sejenis binatang melata dari bumi yang akan mengatakan kepada mereka, bahwa sesungguhnya manusia dahulu tidak yakin kepada ayat-ayat Kami.” (An-Naml: 82)

Dari Hudzaifah bin Usaid Al-Ghifari ra, berkata: Rasulullah saw. muncul di tengah-tengah kami pada saat kami saling mengingat-ingat. Rasulullah saw. bertanya, “Apa yang sedang kamu ingat-ingat?” Sahabat menjawab, “Kami mengingat hari kiamat.” Rasulullah saw. bersabda,”Kiamat tidak akan terjadi sebelum engkau melihat 10 tandanya.” Kemudian Rasulullah saw. menyebutkan: Dukhan (kabut asap), Dajjaal, binatang (pandai bicara), matahari terbit dari barat, turunnya Isa as. Ya’juj Ma’juj dan tiga gerhana, gerhana di timur, barat dan Jazirah Arab dan terakhir api yang keluar dari Yaman mengantar manusia ke Mahsyar. (HR Muslim)

Dari Abdullah bin Mas’ud ra. berkata, Rasulullah saw. bersabda, ”Hari tidak akan berakhir, dan tahun belum akan pergi sehingga bangsa Arab dipimpin oleh seorang dari keluargaku, namanya sama dengan namaku.” (HR Ahmad)

Perbedaan antara tanda-tanda kiamat kecil dan kiamat besar adalah :

  1. Tanda-tanda kiamat kecil secara umum datang lebih dahulu dari tanda-tanda kiamat besar.
  2. Tanda-tanda kiamat kecil sebagiannya sudah terjadi, sebagiannya sedang terjadi dan sebagiannya akan terjadi. Sedangkan tanda-tanda kiamat besar belum terjadi.
  3. Tanda-Tanda Kiamat Kecil bersifat biasa dan tanda kiamat besar bersifat luar biasa.
  4. Tanda kiamat kecil berupa peringatan agar manusia sadar dan bertaubat. Sedangkan kiamat besar jika sudah datang, maka tertutup pintu taubat.
  5. Tanda-tanda kiamat besar jika muncul satu tanda, maka akan diikuti tanda-tanda yang lainnya. Dan yang pertama muncul adalah terbitnya matahari dari Barat .

Berkata Ali bin Abi Talib,
“Akan datang di suatu masa di mana Islam itu hanya akan tinggal namanya saja, agama hanya bentuk saja,
Al-Qur’an hanya dijadikan bacaan saja, mereka mendirikan masjid, sedangkan masjid itu sunyi dari zikir menyebut Asma Allah.
Orang-orang yang paling buruk pada zaman itu ialah para ulama, dari mereka akan timbul fitnah dan fitnah itu akan kembali kepada mereka juga.
Dan kesemua yang tersebut adalah tanda-tanda hari kiamat.”

Sabda Rasulullah S.A.W,
“Apabila harta orang kafir yang dihalalkan tanpa perang yang dijadikan pembahagian bergilir, amanat dijadikan seperti harta rampasan, zakat dijadikan seperti pinjaman, belajar lain daripada agama, orang lelaki taat kepada isterinya, menderhakai ibunya, lebih rapat dengan teman dan menjauhkan ayahnya, suara-suara lantang dalam masjid, pemimpin kaum dipilih dari orang yang fasik, orang dimuliakan kerana ditakuti akan tindakan jahat dan aniayanya dan bukan kerana takutkan Allah, maka kesemua itu adalah tanda-tanda kiamat

Ciri-ciri wanita solehah



Coretan ini cuba mengupas ciri-ciri isteri solehah dan kepentingannya kepada kebahagiaan rumahtangga yang bakal dan telah dibina. Satu renungan untuk kembali kepada panduan Nabi s.a.w dalam membina rumahtangga Muslim yang bahagia.

CIRI-CIRI WANITA SOLEHAH

1. Mencintai Allah dan Rasul

Melebihi cinta dan ketaatan kepada orang lain.Sabda Rasulullah s.a.w : “Tiga perkara sesiapa yang memilikinya akan mendapat kemanisan iman: menjadikan Allah dan Rasulnya lebih di cintai daripada kedua-duanya…” Riwayat al-Bukhari dan Muslim.

Mencintai Allah dan Rasul dengan mentaati segala suruhan dan larangan syarak.

Sabda Rasulullah s.a.w melalui hadis qudsi: “hamba-ku yang mendekatkan diri kepada-ku dengan melakukan amalan fardu lebih aku cintai. Sentiasalah hamba-ku berterusan menghampiriku dengan melakukan amalan sunat sehingga aku mengasihinya. Apabila aku mengasihinya, jadilah aku pendengarnya yang dia mendengar dengannya, penglihatan yang dia melihat dengannya, tangan yang dia memukul dengannya dan kaki yang dia berjalan dengannya, kalau dia meminta kepadaku, pasti aku akan memberinya dan kalau dia memohon perlindunganku, pasti aku akan melindunginya” Riwayat al-Bukhari.

Termasuk mencintai Rasulullah mengikut dan mencintai baginda dalam setiap perkara Firman Allah s.w.t :”Katakanlah (wahai Muhammad): jika benar kalian mencintai Allah, maka ikutlah aku,nescaya Allah akan mengasihi kalian, Dan (ingatlah), Allah maha pengampun; lagi maha mengasihani”:- surah Ali Imran:31

2. Mentaati Ibu Bapa

Sentiasa mentaati ibu bapa dalam perkara makruf menasihati ke arah kebaikan. Jangan menderhaka kepada keduanya.

Firman Allah s.w.t “Dan hendaklah berbuat baik kepada ibu bapa”- surah al-Israk:23
Sebelum bersuami ketaatan kepada ibu bapa adalah yang lebih utama selepas Allah dan Rasul.

3. Mentaati Suami Dalam Perkara Makruf

Setelah berkahwin ketaatan kepada ibu bapa berpindah kepada suami. Mentaati dalam perkara yang baik dan harus. Apabila suami menyuruh kepada maksiat tiada lagi ketaatan.

Sabda Rasulullah s.a.w: “Tidak ada ketaatan kepada makhluk dalam perkara maksiat kepada Allah”.-

Rasululllah bersabda, “Jika diizinkan seorang manusia sujud kepada manusia,tentu aku akan suruh wanita-wanita sujud kepada suaminya”.-Riwayat al-Tirmizi hasan sahih.

Rumahtangga bahagia sebenarnya terletak pada isteri yang solehah. Ia taat kepada perintah Allah dan Rasul serta setia kepada suami yang soleh.

“Wanita yang solehah ialah yang taat kepada Allah lagi memelihara diri (tidak berlaku curang serta memelihara rahsia dan harta suaminya ) di belakang suaminya, oleh kerana Allah telah memelihara mereka…” (Surah An-Nisa’:34)

4. Menguruskan rumahtangga

Seorang isteri Muslimah disuruh oleh Allah agar sentiasa berada dirumah dan tidak boleh pergi kemana-mana sesuka hati tanpa izin suami. Duduk dirumah bukan bererti hanya berdiam diri sahja tetapi mengerjakan tugas sebagai isteri.

Hikmah daripada perintah Allah tersebut iaitu, supaya para isteri dapat menjaga dan mendidik anak secara lebih sempurna ketika suami mencari rezeki. Masa lapang ia perlu di isi dengan menambah pengetahuan tentang ugama sebagai bekalan untuk menghadapi ujian hidup pada masa hadapan dan membimbing keluarga ke arah kebaikan.

Sabda Rasulullah s.a.w “Menuntut ilmu wajib ke atas setiap muslim”. Riwayat Ibn Majah Sahih oleh al-Albani dalam Sunan Ibn Majah.

Bijaksana menguruskan hal rumahtangga mendahulukan amalan yang wajib daripada yang sunat. Amalan sunat dan tanggungjawap kepada suami dan keluarga perlu didahulukan kewajipan sebagai isteri daripada amalan sunat yang lain.Sabda Rasulullah s.a.w: “Tidak halalbagi wanita berpuasa sedangkan suaminya ada di sisi tanpa keizinannya”.- Fath al-Bari, Kitab al-Nikah.

5. Berhias untuk suami

Menghias diri merupakan kegemaran wanita. Namun kadangkala wanita yang tidak faham akan kewajipannya,ia berhias diri ketika akan keluar rumah. Tetapi ketika di rumah ia dalam keadaan tidak bersih. Padahal di dalam Islam menganjurkan supaya isteri berhias hanya untuk suami.

Sebuah riwayat menceritakan : “Rasulullah s.a.w ditanya tentang sebaik-baik wanita. Baginda menjawab:Yang menyukakan kamu apabila memandangnya. Apabila disuruh, dia patuh, menjaga rahsiamu dengan baik dan menjaga harta kamu”.- Riwayat Ahmad dan selainnya dihasankan oleh al-Albani.

Tujuan isteri berhias ketika di rumah ialah supaya suami terhibur. Jika suami pulang dari tempat kerja dalam keadaan letih dengan melihat isteri dalam keadaan berseri-seri serta pakaian yang bersih, maka ia menjadi penawar kepada suami. Sehingga keletihan dalam mencari rezeki tadi menjadi hilang, dan bertambahlah kasih sayangnya terhadap isteri.

Sabda Rasulullah SAW: “Dari Jabir ra. Ia berkata: Kami pernah pergi bersama-sama Rasulullah di dalam satu peperangan. Ketika kami sampai ke Madinah, kami ingin masuk ke rumah masing-masing. Maka Rasulullah SAW pun bersabda: Bersabarlah, iaitu masuklah pada waktu malam iaitu selepas Isyak, supaya isteri dapat bersikat rambutnya yang kusut dan supaya ia dapat berhias kerana telah lama telah ditinggalkan suaminya.” (HR:Muttafaqun Alaihi)

Berhias bukan sahaja bagi menyambut kepulangan suami dari tempat kerja tetapi juga ketika suami ada di rumah. Wanita Islam hanya boleh berhias untuk dirinya sendiri dan untuk suaminya. Berhias mestilah dilakukan secara besederhana , kerana tujuan berhias agar ia kelihatan bersih dan senang dilihat oleh suami.

6. Berpakaian menurut ajaran Islam

Isteri yang menutup auratnya merupakan isteri yang solehah, Allah SWT berfirman, ertinya: “Hai anak Adam, sesungguhnya Kami telah menurunkan kepadamu pakaian untuk menutupi auratmu dan pakaian indah sebagai perhiasan. Dan pakaian taqwa itulah yang paling baik. Yang demikian itu adalah sebahagian daripada tanda-tanda kekuasaan Allah, mudah-mudahan mereka selalu ingat.” (Surah Al-A’raar:26)

Wanita solehah perlu memastikan dirinya bersih , kemas dan cantik di rumah bersama suaminya. Apabila melangkah keluar rumah pakaian yang dipilih sentiasa memenuhi syarat syarak menutup aurat dengan sempurna. Dilarang memakai pakaian yang menampakkan susuk tubuh aurat wanita adalah seluruh tubuh kecuali muka dan kedua-dua tangan hingga ke pergelangan.

7. Menjaga batas pergaulan

Allah memerintahkan para wanita agar menundukkan pandangan ketika berhadapan dengan lelaki ajnabi. Jika terdapat sebarang urusan, dia menjaga batasan yang sepatutnya. Ia perlu bagi mengelakan fitnah.

8. Bersahabat dengan wanita solehah

Seseorang itu dinilai mengikut kawan-kawan yang rapat dengannya. Jika kawan-kawanya solehah, maka dia juga memiliki sifat yang sama.

Sabda Rasulullah s.a.w : “seseorang itu berada di atas agama kawannya. Oleh itu, perhatikanlah salah seorang kamu siapa kawannya”.-Riwayat Abu Daud dan al-Tirmizi dengan sanad yang Sahih.

Petua Anak-Anak Mentaati Ibu Bapa

Assalamualaikum wbt.

Mendidik anak bukanlah satu perkara yang senang. Lebih-lebih lagi kita amat mengharapkan anak-anak kita mentaati perintah dan suruhan yang baik dari kita sebagai ibu bapa. Sebenarnya ada dua perkara yang sangat penting untuk ibu bapa memainkan
peranan agar anak-anak boleh mengikut dan mentaati kata-kata ibu bapa.

1. Susu Ibu



Bukanlah dimaksudkan bahawa susu ibu mampu memberikan anak-anak perubahan untuk mendengar kata-kata ibu secara saintifik, namun kaedah penyusuan yang betul dan mengikuti adab-adab yang baik sebenarnya menjadi asbab untuk anak-anak mendengar dan mentaati perintah ibu bapa. Apa yang ibu-ibu lakukan sewaktu menyusukan anak? Bagaimanakah cara ibu menyusukan anak? Sebenarnya waktu penyusuan adalah waktu yang paling sesuai untuk ibu memberikan usapan, kata-kata semangat dan doa kepada anak-anak. Dalam situasi anak yang sedang disusukan, emosi mereka sebenarnya sedang dibelai dan mudah untuk menerima kata-kata yang baik dari ibu walaupun hakikatnya mereka masih kecil. Usapan dan belaian yang diiringi dengan doa oleh ibu di ubun-ubun anak, insya Allah mereka akan mudah mendengar kata-kata ibu dan mentaati perintah ibu bapa.

2. Air Tangan

Kebiasaan memasak makanan untuk keluarga sebenarnya banyak membantu untuk anak-anak lebih mentaati ibu bapa. Air tangan ibu mampu menjadi asbab untuk anak-anak mendengar kata-kata ibu bapa bahkan mampu untuk anak-anak menunjukkan potensi diri mereka. Namun apa yang perlu diingatkan, doa semata-mata tidak akan menjadikan anak-anak mudah mendengar nasihat ibu bapa, ciri-ciri makanan yang baik dan halal juga perlu diutamakan untuk kesihatan emosi dan fizikal agar anak-anak tidak dipengaruhi oleh makanan yang tidak baik.

Walaupun dua perkara ini nampak senang, namun dalam realiti kehidupan yang sentiasa sibuk seperti hari ini dua perkara yang asas ini selalu terlepas pandang oleh kita sebagai ibu bapa. Jadi jangan kita bertanya kenapa anak-anak tidak mentaati nasihat sekiranya dua perkara belum lagi mampu dilaksanakan oleh kita sebagai ibu bapa.

Mentaati Kedua Ibu Bapa

Hadith :


Sabda rasulullah s.a.w yang maksudnya: " Redha Allah bergantung pada redha dua ibu bapa, dan murka Allah bergantung pada murka kedua-dua ibu bapa."




Riwayat al-Hakim


[b]Huraian
Pengajaran hadis:
i) Tanggungjawab anak terhadap kedua-dua ibu bapa terbahagi kepada dua iaitu tanggungjawab semasa mereka masih hidup dan tanggungjawab selepas mereka meninggal dunia.
ii) Semasa kedua-dua ibu bapa masih hidup anak-anak hendaklah berbakti dan berbuat baik kepada mereka kerana ibu bapa adalah orang yang paling banyak berjasa kepada anak. Di antara adab yang mesti dipraktikkan sentiasa ialah berlemah lembut dan berbudi bahasa apabila berkomunikasi dengan mereka, berbelanja untuk keperluan ibu bapa dan menjaga mereka dengan sebaik-baiknya.
iii) Manakala apabila kedua-dua ibu bapa telah meninggal dunia adalah menjadi tanggungjawab anak-anak untuk mendoakan kesejahteraan ibu bapa mereka, menzirahi pusara mereka, melaksanakan nazar mereka yang belum tertunai, menghubungkan silaturahim dengan sahabat handai ibu bapa, mengqadakan puasa yang terhutang, menunaikan haji sekiranya mampu, membaca al-Quran dan melunaskan hutang ibu bapa yang belum langsai semasa hayat mereka.
iv) Sesungguhnya bagi setiap anak, meskipun telah mempunyai keluarga sendiri mereka wajib mentaati dan menghormati kedua-dua ibu bapa. Anak yang tidak mentaati kedua-dua ibu bapa dianggap sebagai anak yang derhaka sedangkan kesalahan menderhaka termasuk di kalangan dosa-dosa besar.
v) Setiap anak yang derhaka akan dilaknat oleh Allah S.W.T, amalan dan ibadah mereka tidak diterima dan tidak akan mendapat ganjaran yang memungkinkan perbuatan baik yang dilakukan sepanjang hayatnya akan sia-sia. Oleh itu Islam menitikberatkan keredaan kedua-dua ibu bapa agar hidup sentiasa diberkati Allah.

Menutup Aurat Wanita Mengikut Standard Yang Di Gariskan Islam


Pantun - Mari Menutupi Aurat

Tutup aurat satu tuntutan,
Dalam keluarga wajib tekankan,
Kalau tak ikut gunalah rotan,
Demi melaksanakan perintah Tuhan.

Aurat ditutup mestilah lengkap,
Tudung litup termasuk serkap,
Mini telekong pun orang cakap,
Elok dipandang tak payahpun ‘make up’.

Sekurang-kurangnya berbaju kurung,
Lebih elok jubah mengurung,
Kaki pula mesti bersarung,
Ditumit kaki syaitan bertarung.

Kalau wanita menutup aurat,
Orang jahat tak berani ngorat,
Bahkan boleh menjadi ubat,
Orang memandang boleh bertaubat.

Pakaian modern memanglah hebat,
Harganya mahal walaupun ketat,
Walaupun cantik tetapi singkat,
Orang memakai pun nampak pusat.

Berseluar ketat bajupun ketat,
Jarangnya pulak boleh dilihat,
Orang yang memakai terus dilaknat,
Oleh Allah, Rasul dan Malaikat.

Apa yang aneh bila dipandang,
Lengan pendek tapi bertudung,
Nampak seperti orang yang kudung,
Mata terpandang kaki tersandung.

Lagilah aneh bila di fikir,
Baju kebaya tudung berukir,
Nampak dada iman terjungkir,
Kain terbelah peha terukir.

Bila ditanya kenapa begitu,
Dia kata fesyennya dah macam tu,
Di dalam hati niat tertentu,
Menggoda jantan sudahlah tentu.

Menutup aurat boleh berfesyen,
Tetapi jangan menunjuk eksyen,
Sesuaikan diri ikut profesyen,
Kalau dilaknat tak guna sesen.

Kalau nak “Make Up” biarlah padan,
Jangan terlebih bila berdandan,
Minyak wangi cuba elakkan,
Bedak dan gincu sekadar keperluan.

Kasut tinggi cuba jauhi,
Kerana ia melahirkan bunyi,
Boleh menarik perhatian lelaki,
Perbuatan ini dibenci Ilahi.

Apatah lagi menghentakkan kaki,
Menarik perhatian orang laki-laki,
Melenggok punggung menggoda hati,
Ustaz melihat pun separuh mati.
Syaitan sangat suka lah hati ,

Buat apa nak tayang jambul,
Kecantikan tak usah ditonjol-tonjol,
Mahkota disimpan tak jadi bisol,
Memakai tudung Islam tersimbol.

Selokaku ini bukanlah jahat,
C u m a saja mahu peringat,
Kepada semua para sahabat,
Terutama sekali rakan sejawat.

Kalau nak ikut nasihat ini,
Jangan bertangguh ubahlah diri,
Benda yang baik tak payah diuji,
Akan terserlah akhlak terpuji.

Kepada semua kawan lelaki,
Jangan tergelak wanita diperli,
Keluarga kita tak terkecuali,
Terutama sekali anak dan bini.

Sudahkah kita tanamkan iman,
Menutup aurat sepanjang badan,
Ke sana sini dilindungi Tuhan,
Keluarga menjadi contoh teladan.

Setakat ini seloka kami,
Harap dapat menghibur hati,
Yang baik bolehlah anda ikuti,
Kalau boleh besok mulai.

Aurat Wanita Muslimah Menurut Syarak


Pembahasan tentang masalah aurat wanita Islam tidak pernah sunyi dari diperkatakan. Malangnya, apa yang mendukacitakan adalah sering kali penjelasan tentangnya tidak berlandaskan nas yang sahih sebaliknya hanyalah takwilan yang dilatari hawa nafsu serta kebencian kepada sumber yang qat’ie. Sebahagian kaum Muslimah yang telah dirasuk pemikiran kufur turut mempertikaikan kewajaran pemakaian tudung yang juga dipanggil ‘hijab’ dengan menganggap menutup kepala sebagai menutup akal. Contoh golongan ini adalah seperti Pengurus Program Sisters In Islam (SIS), Norhayati Kaprawi dalam sesi dialog Islam Liberal di Hotel Selesa, Pasir Gudang yang berkata bahawa pakaian taqwa itu lebih baik dari menutup aurat.

Ada juga yang beranggapan menutup aurat adalah penyebab kemunduran umat Islam. Ahmad Reda yang merupakan penyeru agar ditumbangkan sistem pemerintahan Islam di Turki menganggap bahawa selagi lelaki dan wanita Turki tidak bercampur bebas dan membuka hijabnya maka tiada kedaulatan undang-undang dan kebebasan di Turki [Rujuk al-Ittijah al-Wataniah fi al-Adab al-Mu’sir, Jil. 2, ms273). Manakala Taha Husin dari Mesir menyatakan dalam bukunya ‘Mustaqbal al-Thaqafah fi Misr’: “Kita mesti mengikut jejak langkah orang-orang Eropah dan cara mereka. Kita mesti menjadi sekutu mereka dan rakan kongsi dalam ketamadunan, sama ada yang baik atau yang buruk, sama ada yang manis atau yang pahit, sama ada yang disukai atau yang dicaci.” Baginya menutup aurat perlu ditentang kerana ianya berbeza dengan Barat. Dr. ‘Imad ‘Abd Hamid An-Najar dalam Jaridah al-Akhbar pula menyatakan: “Adapun mengenai hijab dan percampuran antara wanita dan lelaki dalam kehidupan harian, ini adalah perkara yang boleh ditentukan oleh sesebuah masyarakat berdasarkan keadaannya. Bagi setiap masyarakat ada pakaian dan cara-cara yang memudahkan individunya. Apa yang disebut di dalam al-Qur’an mengenai hijab adalah khusus untuk isteri-isteri Rasulullah Sallallahu Alaihi Wasallam. Hukum-hakam ini bukanlah semestinya berkaitan dengan seluruh wanita.”

Demikianlah di antara sebahagian penentangan-penentangan terhadap hukum Allah yang ditunjukkan oleh kumpulan atau individu yang sudah teracun oleh pemikiran kufur Barat. Di samping itu, masih terdapat ramai juga wanita Muslim yang masih tidak tahu, tidak faham atau salah faham dengan cara-cara menutup aurat secara syar’ie di dalam kehidupan mereka. Justeru, mereka terjatuh di dalam dosa dan keharaman. Justeru, hukum menutup aurat ke atas Muslimah ini mestilah diperhatikan betul-betul agar kita tidak terjerumus ke dalam kesesatan dan dosa.

Dalil-dalil tentang Aurat Wanita

(i) Batasan aurat wanita
Aurat wanita adalah seluruh anggota tubuhnya kecuali wajah dan dua telapak tangannya. Leher dan rambutnya adalah aurat di hadapan lelaki ajnabi (bukan mahram) walaupun sehelai. Pendek kata, dari hujung rambut sampai hujung kaki kecuali wajah dan dua telapak tangan adalah aurat yang wajib ditutup. Hal ini berlandaskan firman Allah Subhanahu wa Ta’ala,

Dan janganlah mereka menampakkan perhiasannya, kecuali yang (biasa) nampak darinya.” [TMQ An-Nur (24):31].

Yang di maksud “wa laa yubdiina ziinatahunnaa” (janganlah mereka menampakkan perhiasannya), adalah "wa laa yubdiina mahalla ziinatahinnaa", maksudnya janganlah mereka menampakkan tempat-tempat (anggota tubuh) yang di situ dikenakan perhiasan. [Lihat Abu Bakar Al-Jashshash, Ahkamul Qur`an, Juz III hal.316].

Selanjutnya, kalimah “illa maa zhahara minhaa” [kecuali yang (biasa) nampak darinya], ini bermaksud, ada anggota tubuh yang boleh dinampakkan iaitu wajah dan kedua telapak tangan. Demikianlah pendapat sebahagian sahabat, seperti Ibnu Abbas, Ibnu Umar dan juga Aisyah [Al-Albani, 2001:66].

Ibnu Jarir Ath-Thabari (wafat 310H) menjelaskan dalam kitab tafsirnya, Jami Al-Bayan fi Tafsir Al-Qur`an Juz XVIII ms 84, mengenai apa yang di maksud “kecuali yang (biasa) nampak darinya (illaa maa zhahara minha)”, katanya, pendapat yang paling mendekati kebenaran adalah yang mengatakan bahawa, yang dimaksudkan (dalam ayat di atas) adalah wajah dan dua telapak tangan.

Pendapat yang sama dinyatakan Imam Al-Qurthubi dalam kitab tafsirnya Al-Jamia li Ahkam Al-Qur’an, Juz XII hal. 229 [Al-Albani, 2001:50 & 57]. Jadi, apa yang biasa nampak darinya adalah wajah dan dua telapak tangan sebab kedua anggota tubuh inilah yang biasa nampak dari kalangan Muslimah di hadapan Nabi Sallalahu alaihi wa Sallam sedangkan baginda mendiamkannya. Kedua anggota tubuh ini pula yang nampak dalam ibadah-ibadah seperti haji dan solat dan biasa terlihat di masa Rasulullah iaitu di masa masih turunnya ayat Al Qur`an [An-Nabhani, 1990:45].

Dalil lain yang menunjukkan bahawasanya seluruh tubuh wanita adalah aurat kecuali wajah dan dua telapak tangan ialah sabda Rasulullah kepada Asma’ binti Abu Bakar,

Wahai Asma’ sesungguhnya seorang wanita itu apabila telah baligh (haidh) maka tidak boleh baginya menampakkan tubuhnya kecuali ini dan ini, seraya menunjukkan wajah dan telapak tangannya.” [HR Abu Dawud]

(ii) Aurat Wanita dalam Hayaatul ‘Am (Kehidupan Umum/Public Life)
Yang dimaksudkan dengan hayaatul ‘am adalah keadaan di mana wanita itu berada di luar dari kawasan rumahnya di mana mereka bercampur dengan masyarakat. Pakaian wanita dalam kehidupan umum iaitu di luar rumahnya terdiri dari dua jenis iaitu

(a) libas asfal (baju bawah) yang disebut dengan jilbab, dan
(b) libas ‘ala (baju atas) iaitu khimar (tudung).

Dengan dua pakaian inilah seseorang wanita itu boleh berada dalam kehidupan umum seperti di jalanan, di pasar-pasar, pasar raya, kampus, taman-taman, dewan orang ramai dan seumpamanya. Dalil wajib memakai jilbab bagi wanita adalah berdasarkan firman Allah,

Wahai Nabi! katakanlah kepada isteri-isterimu, anak-anak perempuanmu dan isteri-isteri orang Mukmin, ‘Hendaklah mereka mengulurkan jilbabnya.” [TMQ Al-Ahzab (33):59].

Oleh sebab Al-Quran adalah berbahasa Arab, dan perkataan “jilbab” itu adalah perkataan Arab, maka kita hendaklah memahami apakah yang dimaksudkan “jilbab” di dalam bahasa Arab. Dengan kata lain, kita hendaklah memahami dan mengikuti apakah yang orang Arab faham bila disebut jilbab. Maka inilah pakaian yang diperintahkan oleh Allah kepada perempuan. Di samping itu, perincian tentang pakaian ini telah pun dijelaskan di dalam banyak hadis sahih yang wajib diikuti oleh setiap orang.

Jadi, apakah makna jilbab itu? Selain dari melihat sendiri kepada nas-nas hadis tentang pakaian yang dipakai Muslimah semasa zaman Rasulullah, kita juga boleh merujuk kepada banyak kamus Arab untuk mengetahui makna “jilbab”. Dalam kitab Al-Mu’jam Al-Wasith karya Dr. Ibrahim Anis [Kaherah: Darul Maarif ms 128], jilbab diertikan sebagai ats-tsaubul musytamil ala al-jasadi kullihi (pakaian yang menutupi seluruh tubuh), atau ma fauqa ats-tsiyab kal milhafah (pakaian luar yang dikenakan di atas pakaian rumah, seperti milhafah (seperti jubah), atau al-mula’ah asy-tamilu biha al-mar’ah (pakaian luar yang digunakan untuk menutupi seluruh tubuh wanita).

Berdasarkan pengertian ini, jelaslah bahawa yang diwajibkan ke atas wanita adalah mengenakan pakaian yang satu (sekeping) yang lurus dari atas hinggalah ke bawah, yakni hingga ke mata kaki. Maksud milhafah/mula’ah (Arab) adalah pakaian yang dikenakan sebagai pakaian luar [di dalamnya masih ada pakaian dalam (pakaian rumah) atau pakaian sehari-hari tetapi bukan hanya coli dan seluar dalam] lalu diulurkan ke bawah hingga menutupi kedua mata kakinya. Untuk pakaian atas, wanita disyariatkan/diwajibkan memakai “khimar” iaitu tudung atau apa sahaja bahan/kain yang serupa dengannya yang berfungsi menutupi seluruh kepala, leher, dan lubang leher baju di dada.

Dalil mengenai wajibnya mengenakan pakaian bahagian atas (khimar/tudung) adalah Firman Allah,

Hendaklah mereka menutupkan kain tudung ke dada mereka” [TMQ An-Nur (24):31].

Pakaian jenis ini (jilbab dan khimar) wajib dipakai oleh seorang Muslimah (yang telah baligh) apabila hendak keluar menuju ke pasar-pasar atau berjalan melalui jalanan umum. Setelah memakai kedua jenis pakaian ini (jilbab dan khimar) maka barulah dibolehkan baginya keluar dari rumahnya menuju ke kehidupan am tanpa sebarang dosa. Jika tidak, maka dia tidak boleh (haram) keluar dari rumah kerana perintah yang menyangkut kedua jenis pakaian ini datang dalam bentuk yang umum, dan tetap dalam keumumannya dalam semua keadaan. Mana-mana wanita yang telah baligh dan melanggar ketetapan Allah ini, maka berdosalah mereka dan layak mendapat seksa Allah di akhirat nanti.

(iii) Pakaian wanita dalam Hayatul Khassah (Kehidupan Khusus/private life)
Yang dimaksudkan dengan hayatul khassah adalah keadaan di mana seseorang wanita itu menjalani kehidupannya di rumahnya bersama dengan anggota keluarganya yang lain.

Adapun cara seorang Muslimah menutupi auratnya di hadapan lelaki ajnabi dalam kehidupan khusus seperti di rumahnya atau di dalam kenderaan peribadi, syarak tidak menentukan bentuk/fesyen pakaian tertentu tetapi membiarkan secara mutlak tanpa menentukannya dan cukup dengan mencantumkan lafaz dalam firman-Nya,

wa laa yubdiina” (“dan janganlah mereka menampakkan”) [Surah An-Nur:31]

atau sabda Nabi,

lam yashluh an yura minha” (“tidak boleh baginya menampakkan tubuhnya”) [HR Abu Dawud].

Jadi, pakaian yang menutupi seluruh auratnya kecuali wajah dan telapak tangan dianggap sudah menutupi, walau bagaimana pun bentuknya. Tetapi ia adalah tertakluk kepada hukum tabarruj (sila lihat perbincangan di bawah).

Berdasarkan hal ini maka setiap bentuk dan jenis pakaian yang dapat menutupi aurat iaitu yang tidak menampakkan aurat dianggap sebagai penutup bagi aurat secara syar'i, tanpa melihat lagi bentuk, jenis, atau fesyennya. Namun demikian syara' telah mensyaratkan dalam berpakaian agar pakaian yang dikenakan dapat menutupi kulit. Jadi pakaian wajib dapat menutupi kulit sehingga warna kulitnya tidak diketahui. Jika tidak demikian, maka tidak dikatakan menutup aurat. Oleh kerana itu apabila kain penutup itu tipis/transparent sehingga nampak warna kulitnya dan dapat diketahui sama ada kulitnya berwarna merah atau coklat, maka kain penutup seperti ini tidak boleh dijadikan penutup aurat dan haram hukum memakainya.

(iv) Wajib memakai tsaub, di samping jilbab

Tsaub ialah ‘pakaian di rumah’ iaitu pakaian yang dipakai oleh wanita di hadapan mahramnya semasa berada dalam hayatul khassah (kehidupan khusus) tatkala tiada lelaki ajnabi (lelaki asing) di dalamnya. Dalil mengapa wajib mengenakan tsaub di dalam jilbab ialah berdasarkan firman Allah,

Dan perempuan-perempuan tua yang telah terhenti (dari haidh dan mengandung) yang tiada ingin berkahwin (lagi) tiadalah atas mereka dosa menanggalkan pakaian (tsiyab) mereka, dengan tidak bertujuan mendedahkan perhiasan mereka” [TMQ An-Nur (24):60].

Ayat ini membenarkan wanita yang telah putus haid dan tiada keinginan berkahwin menanggalkan atau melepaskan pakaian (tsaub). Ini bermakna, jika tiada ‘pakaian’ di dalam jilbab, bermakna wanita yang telah putus haid berkenaan akan berbogel, walhal berbogel tidak dibolehkan. Justeru, tsaub adalah ‘pakaian dalam’ (pakaian rumah) yang wajib dipakai oleh Muslimah di samping jilbab (pakaian luar) di dalam hayatul am atau di dalam hayatul khas tatkala ada lelaki ajnabi. [Rujuk Imam Muhammad Abu Zahrah dalam kitab Usulul Fiqh:164-147, Abdul Wahab Khallaf kitab Ilmu Usul Fiqh:143-153 dan Sheikh Taqiuddin an-Nabhani dalam kitab As-Syahsiyyah Al-Islamiyyah Juz. 3:178-179].

Larangan Bertabarruj
Adapun dalil tentang larangan bertabarruj adalah juga dari Surah An-Nur (24):60 iaitu Firman Allah,

Dan perempuan-perempuan tua yang telah terhenti [dari haid dan mengandung] yang tiada ingin kawin [lagi], tiadalah atas mereka dosa menanggalkan pakaian mereka dengan tidak [bermaksud] menampakkan perhiasan (tabaruj), dan berlaku sopan adalah lebih baik bagi mereka. Dan Allah Maha Mendengar lagi Maha Mengetahui”. [TMQ An Nur(24):60]

Mafhum muwafaqah (yang disepakati) dari ayat ini adalah jika perempuan tua yang telah putus haid haram menampakkan perhiasan iaitu bertabarruj, apatah lagi perempuan yang masih muda, belum putus haid dan berkeinginan berumahtangga, tentulah lebih lagi. Dalil lain ialah

Dan hendaklah kamu tetap di rumah kamu, dan janganlah kamu berhias dan bertingkah laku seperti orang jahiliah.” [TMQ Al-Ahzab (33):33]

Dan Hadis Rasulullah riwayat dari Bazzar dan At-Termizi menjelaskan,

Sesungguhnya wanita itu adalah aurat, setiap kali mereka keluar, syaitan akan memperhatikannya.”

Abul A’la al Maududi berkata:

“Jika kalimat tabarruj dipergunakan kepada kaum wanita, ia bermakna-

(i) wanita yang menunjukkan kecantikan wajahnya, daya tarik tubuhnya kepada lelaki asing (yang bukan mahramnya);

(ii) wanita yang mendedahkan kecantikan pakaian dan perhiasannya kepada lelaki asing; dan memperlihatkan dirinya, make-upnya, gerak-gerinya dan kemegahannya. Selain memastikan pakaiannya tidak nipis, jarang, longgar, tidak memakai perhiasan yang menarik perhatian lelaki ajnabi, tidak menyerupai pakaian lelaki atau orang kafir/musyrik, pakaiannya yang bukan melambangkan kemegahan, dia juga tidak boleh tampil dengan haruman semerbak. "Sesiapa jua wanita yang memakai minyak wangi kemudian melintasi khalayak ramai dengan tujuan dihidu bau yang dipakainya, maka dia dikira berzina” [hadis dari Abu Musa al-Asy’ari].

Khatimah
Sesungguhnya aurat wanita Islam bukanlah hanya tudung semata-mata sebagaimana yang difahami oleh sebahagian umat Islam sebaliknya apa yang paling penting ialah setiap Muslimah mestilah memahami batasan aurat dalam hayatul khassah (kehidupan khusus) dan hayatul am (kehidupan umum) menurut syarak selain menyedari keharaman bertabarruj atas semua wanita sama ada belum atau telah putus haid. Menutup aurat juga hendaklah didasari dengan iman dan taqwa iaitu mengharapkan keredhaan Allah semata-mata, bukan atas dasar hak asasi atau rutin harian. Memetik kata-kata Sheikh Ali Thantawi:

"Terdapat perbezaan yang besar antara seorang yang terjaga lewat pagi kemudian terus bergegas untuk keluar bekerja. Disebabkan kesibukan menjalankan tugas, beliau tidak berkesempatan untuk makan dan minum sehingga tibanya waktu malam, sementara seorang yang lain yang turut mengalami keadaan berlapar dan dahaga tetapi telah berniat untuk berpuasa, telah mendapat pahala daripada amalannya disebabkan niatnya, sementara orang yang pertama tidak memperoleh apa-apa sedangkan dia turut berlapar dan dahaga. Begitulah keadaannya dengan amalan-amalan kebiasaan yang lain, bilamana diniatkan untuk mendapatkan keredhaan Allah Subhanahu wa Taala akan memperolehi pahala dari Nya, sebaliknya jika dilakukan sebagai rutin hidup, dia tidak akan memperoleh apa-apa".

Wallahu ‘alam bi sawab.